BERBAGI UNTUK SALING MENCERAHKAN..

Apakah dunia maya se-fana dunia nyata?
Berbagi untuk saling mencerahkan adalah salah satu tema besar sejauh mana kita memanfaatkan Revolusi Teknologi Informasi yang begitu berkembang pesat.
Salam..

Rabu, 09 Februari 2011

Tua Tak Berarti Renta..


Tua Tak Berarti Renta..
Masih ingat dengan iklan asuransi yang menawarkan hidup nyaman tanpa kerja keras disaat tua? Ya.. hidup nyaman yang tentu menjadi idaman setiap orang. Saat usia sudah tak muda lagi, saat itulah tubuh sudah menampakan tanda-tanda “ketidak-berdayaannya”, saat itulah otot dan tulang sudah lelah menopang tubuh kita, mata sudah tak mampu bekerja keras untuk memvisualisasikan apa yang kita lihat, dan bukan tidak mungkin berbagai penyakit sudah mampu menyerang pertahan tubuh kita. Itulah mungkin apa yang bisa saya definiskan sebagai manusia yang sudah renta. Disaat renta inilah, ketika manusia sudah tidak bisa lagi berbuat apa-apa maka inilah waktu untuk memanjakan diri dari segala aktifitas, dan berdiam diri, duduk diatas kursi goyang, membaca Koran, minum teh, kegiatan hobi terus menerus dan mendapatkan pelayanan maksimal dari anak dan cucu, dan bila anak cucu sudah enggan untuk melayani ayah, ibu atau kakek dan neneknya yang sudah tenta, maka panti jompo lah menjadi jalan terbaik guna terbebas dari “gangguan” si ayah, si kakek dan si ibu atau si nenek (sadis bukan?). Tentu hal inilah yang dipotret dengan baik sebagai rasionalitas oleh iklan asuransi tersebut.
Apa boleh dikata, idealitas hanya idealitas, keinginan tinggal keinginan, karena faktanya penulis harus miris ketika melihat si tua ini masih harus terus berjuang, bekerja keras demi sebuah kehidupan. Tulang dan otot yang sudah lelah harus dipaksa terus bekerja. Setidaknya dalam satu bulan ini penulis melihat empat orang yang sudah tua masih harus berjibaku dalam kerasnya hidup. Pertama seorang nenek yang kira-kira berusia 90 tahun, berjalan pelan meraba menjajakan lauk pauk, kedua seorang nenek tua yang tertatih-tatih menjajakan jagung rebus keliling gang dipinggiran kota Tasikmalaya, ketiga masih seorang nenek yang menjajakan pecel disebuah lokawisata Batu Raden Purwokerto, dan yang ke empat seorang kakek yang ditelantarkan anak-anaknya, dan terpaksa untuk menyambung hidup dia berpeluh menanam kangkung kemudian dia jual keliling komplek seharga Rp. 500 per ikat. Kisah si kakek ini terekam apik nan haru dalam sebuah acara televisi bertajuk “Orang Pinggiran”.
Dari sinilah kemudian penulis merenung, bahwa tak selamanya tua itu bisa dikatakan renta karena bagi penulis definisi renta itu adalah payah, tidak mampu, ripuh (bahasa sunda) dan lelah. Bagi penulis sosok keempat orang tua itu adalah sosok yang masih perkasa, kuat dan sanggup untuk bergerak, bergerak dalam mencari keyakinan layaknya orang-orang muda. Sosok tua renta justru adalah orang tua yang mendambakan hidup serba nyaman diakhir-akhir hidupnya dengan pelayanan penuh dari anak atau cucunya, persis seperti gambaran yang ada dalam iklan asuransi tersebut.
Ahirnya, satu pertanyaan penulis, apakah kita memilih untuk menjadi sosok tua renta atau hanya tua secara fisik tapi muda akan tekad, kemauan dan kerja keras? Semoga kelak kita tidak menjadi renta…
Salam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar